Masa remaja adalah fase transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa, yang ditandai dengan perubahan fisik, emosional, dan sosial. Perubahan ini dapat menimbulkan tekanan psikologis seperti kecemasan, terutama bila disertai pengalaman negatif seperti bullying. Data menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi besar di dunia, termasuk di Indonesia, yang memiliki 65 juta jiwa remaja.

Kecemasan pada remaja sering muncul akibat perlakuan teman sebaya yang agresif, terutama dalam bentuk bullying. Bullying di sekolah kerap tidak dilaporkan karena korban merasa takut akan mendapat perlakuan lebih buruk. Akibatnya, korban mengalami stres, penurunan harga diri, bahkan depresi.Akibanya Kecemasan ini bisa ditunjukkan melalui gejala fisik seperti jantung berdebar, pusing, berkeringat, serta ketidaknyamanan psikologis seperti perasaan takut, khawatir, dan gelisah.Sehina perlu penangan bagi remaja yang mengalami trauma bullying.
Salah satu metode yang efektif untuk menangani kecemasan akibat bullying adalah Cognitive Behavior Therapy (CBT).Cognitive Behavior Therapy (CBT) bersifat tersetruktur,memiliki basis tujuan dan berjangka pendek yang merupakan terapi yang efektif untuk mengurangi kecemasan pada remaja korban bullying. Terapi ini membantu remaja mengenali dan mengubah pikiran negatif menjadi positif serta meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan bersosialisasi.CBT terbukti mampu mengurangi gejala kecemasan, meningkatkan afeksi positif, serta membangun keterampilan berpikir rasional dan strategi pemecahan masalah.Meski terbukti efektif, pelaksanaannya bisa terkendala oleh waktu dan kurangnya dukungan orang tua.
Akan tetapi secara keseluruhan, terapi CBT dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi kecemasan pada remaja korban bullying, terutama jika didukung dengan motivasi dari dalam diri dan lingkungan yang suportif.
Atika Cahya Amanda
