Saat Bullying menyakitkan,mindfulness menenangkan.

Masa remaja merupakan fase pencarian jati diri yang rentan terhadap pengaruh lingkungan. Karakteristik remaja yang labil membuat mereka mudah terlibat atau menjadi korban bullying. Bullying berdampak serius terhadap kesehatan mental, seperti kecemasan, stres, hingga depresi. WHO mencatat bahwa 10–20% remaja di dunia mengalami gangguan mental, namun banyak yang belum terdiagnosis atau tertangani dengan baik.Menurut World Health Organization (2020) menyatakan bahwa pada anak perempuan terdapat rata-rata 37% dan anak laki-laki 42% menjadi korban bullying Maraknya kasus Bullying yang dilakukan oleh remaja yang tidak bertanggung jawab menyebabkan kecemasan pada remaja.

Gambar 1.1 Saat Bullying menyakitkan,mindfulness menenangkan.

Bullying yang terjadi di lingkungannya yang disebabkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab menyebabkan remaja mengalami gangguan mental seperti kecemasan disebabkan karena mendapatkan prilaku bullying.Salah satu Terapi yang dapat digunakan yaitu terapi mindfulness yang dipopulerkan oleh Jon Kabat-Zinn adalah seorang profesor emeritus di bidang kedokteran dari University of Massachusetts Medical School, Amerika Serikat. Ia dikenal luas sebagai tokoh yang memopulerkan mindfulness di dunia Barat melalui pengembangan program Mindfulness-Based Stress Reduction (MBSR) pada akhir 1970-an.dalam hal ini mindfulness efektif menurunkan kecemasan pada remaja korban bullying. Mindfulness membantu remaja menyadari pikiran dan perasaan mereka tanpa penolakan, sehingga menciptakan ketenangan. Setelah diterapkan, tingkat kecemasan responden turun dari kategori sedang menjadi ringan. Temuan ini menjadi alternatif strategis dalam mengatasi masalah psikologis remaja akibat perundungan.
Penerapan mindfulness dapat menjadi sebuah upaya untuk menjaga kesehatan mental karena mindfulness dapat menjadikan individu lebih mampu dalam melakukan penyesuaian diri sesuai dengan kebutuhan atau situasi tertentu yang dialaminya.
Individu juga cenderung memiliki sifat simpati dan empatinya yang lebih baik terhadap peristiwa yang terjadi pada orang lain sehingga dapat memberikan beberapa bantuan yang berguna.Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa individu dengan mindfulness cenderung tidak mudah cemas dalam menghadapi masalah yang mengancam dan mampu membangun hubungan sosial yang positif dengan orang lain.

By : Atika Cahya Amanda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *