Masa remaja merupakan fase penting dalam kehidupan seseorang. Pada masa ini, banyak remaja mulai mengenal cinta dan menjalin hubungan pacaran. Namun, tidak semua hubungan pacaran berjalan sehat. Banyak remaja terjebak dalam toxic relationship tanpa mereka menyadarinya. Toxic relationship adalah hubungan yang dipenuhi perilaku negatif dan merugikan salah satu atau kedua pihak.

Toxic relationship pada remaja yang pacaran adalah hubungan pacaran yang dipenuhi oleh hubungan manifulatif,posesif,dan tidak sehat secara emosional.Hubungan toxic atau tidak sehat dapat tandai dengan adanya kontrol berlebihan, kecemburuan tidak wajar, kekerasan verbal atau fisik, manipulasi emosi, hingga membuat salah satu pihak merasa tidak berharga dan tertekan secara mental. Hubungan semacam ini sering terjadi karena kurangnya pemahaman tentang cinta yang sehat, pengaruh lingkungan atau media sosial, rendahnya rasa percaya diri, latar belakang keluarga yang bermasalah pun dapat menyebabkan terjadinya hubungan yang tidak sehat ini, serta ketergantungan emosional terhadap pasangan.
Seperti yang dialami oleh salah seorang siswa yang bernama Dina, seorang siswi SMA berusia 18 tahun, awalnya merasa sangat bahagia saat berpacaran dengan Arga, teman sekelasnya yang perhatian dan romantis. Namun, seiring waktu, perhatian itu berubah menjadi kontrol,Arga mulai melarang Dina bergaul dengan teman-temannya, memeriksa isi ponsel,meminta uang dan sering menyalahkannya atas hal-hal kecil. Dina merasa cemas dan kehilangan jati diri, namun takut kehilangan Arga. Suatu hari, setelah bertengkar hebat karena Namira tidak segera membalas pesan, ia menyadari bahwa ini bukan cinta, melainkan ketakutan yang dibungkus perhatian palsu. Dengan dukungan sahabat dan keberanian yang ia kumpulkan sedikit demi sedikit, Dina akhirnya memutuskan untuk pergi ke konselor untuk mencari jalan keluar dari maslaah tersebut dan memutuskan hubungan itu dan mulai membangun kembali kepercayaan dirinya, menyadari bahwa cinta seharusnya membebaskan, bukan mengekang. salah Remaja yang terjebak dalam hubungan toxic dapat mengalami gangguan mental, penurunan prestasi akademiknya, hingga trauma jangka panjang. Untuk itu agar terhindar dari hubungan yang tidak sehat ini untuk mengatasinya, penting bagi remaja untuk menyadari tanda-tandanya sejak awal, berani berbicara dan menetapkan batasan, mencari dukungan dari orang terpercaya seperti keluarga atau sahabat, dan jika perlu, meminta bantuan profesional seperti konselor atau psikolog agar bisa keluar dari hubungan tersebut dan membangun kembali rasa percaya dirinya.
Atika cahya amanda.
