Di era digital, remaja sering mengekspresikan diri melalui media sosial, namun hal ini juga membuat mereka rentan terhadap cyberbullying dan tekanan untuk menampilkan citra ideal, sehingga menghambat penerimaan diri. Studi literatur ini menelusuri peran mindfulness dalam meningkatkan penerimaan diri remaja. Dari 13 literatur yang ditinjau, ditemukan bahwa latihan mindfulness dapat menjadi alternatif untuk membantu remaja menerima diri apa adanya, dan bisa dipraktikkan melalui aplikasi smartphone. Namun, belum ada penelitian khusus di Indonesia yang membuktikan efektivitas aplikasi mindfulness terhadap penerimaan diri remaja.
Mindfulness berarti memperhatikan pengalaman saat ini dengan keterbukaan dan tanpa penolakan. Ini membantu individu menyadari pikiran dan perasaan tanpa terjebak di dalamnya, berbeda dengan mindlessness, yaitu kondisi ketika individu bereaksi otomatis tanpa kesadaran. Mindfulness memungkinkan individu keluar dari pola reaktif dan lebih sadar dalam merespons situasi, sehingga berpotensi meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja.
(Alni Asnaeni)
